Perubahan Lahan Tambak di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Menggunakan Citra Satelit Resolusi MenengahTahun 2010 dan 2016

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Abdul Malik
Totok Prawitosari
Sitti Nur Faridah

Abstract

Lahan tambak merupakan salah satu jenis dari lahan pertanian. Secara umum, Tambak merupakan kolam yang dibangun di daerah pasang surut dan digunakan untuk memelihara bandeng, udang laut dan hewan air lainnya yang biasa hidup di air payau. Dalam kegiatan alih fungsi lahan sangat erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran lahan, dimana penawaran atau persediaan lahan sangat terbatas sedangkan permintaan lahan yang tidak terbatas. Perubahan lahan dapat di lihat dengan pendekatan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menambah informasi yang akan didapat, seperti sistem input data peta yang baik. Pendekatan ini menerapkan teknologi berbasis geospasial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan dan mengidentifikasi penyebaran lahan tambak dengan menggunakan citra satelit resolusi menengah di kecamatan Biringkanaya kota Makassar pada tahun 2010 dan 2016. Adapun prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan pengumpulan data batas administrasi Kecamatan. Citra Satelit Landsat 8 tahun 2016 dan Citra Satelit SPOT 4 tahun 2010. Kemudian Komposit Citra, Koreksi Radiometrik, Koreksi Geometrik, Pengambilan Lokasi Sampel (Training Area) dan Analisis Keakuratan. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh Perubahan lahan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar pada tahun 2010 hingga 2016 yaitu lahan tambak yang tetap sebagai lahan tambak sebesar 161,8 ha (5%), lahan tambak menjadi lahan pemukiman sebesar 160,37 ha (4%), lahan pemukiman menjadi lahan tambak sebesar 31,4 ha (1%) dan lahan pemukimantetap sebagai lahan pemukiman sebesar 3321,83 ha (90%).

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Malik, A., Prawitosari, T., & Faridah, S. N. (2018). Perubahan Lahan Tambak di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Menggunakan Citra Satelit Resolusi MenengahTahun 2010 dan 2016. Jurnal Agritechno, 11(1), 49–58. https://doi.org/10.20956/at.v11i1.87

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>