PKM Pengembangan Produk Kubis Menjadi Sauerkraut DI Desa Tombolo Pao Kabupaten Gowa
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Kubis merupakan produk hortikultura yang sangat melimpah dan mudah rusak. Hasil panen yang melimpah adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh petani. Hal yang tidak dapat dihindari jika surplus tanaman hortikultura adalah rentannya kerugian yang diterima oleh petani disebabkan banyaknya produk yang terbuang karena mengalami pembusukan sehingga tidak memberikan keuntungan secara ekonomi. Berbagai upaya dilakukan untuk mengelolah produk-produk hortikultura pada kondisi tersebut, salah satunya dengan memberi perlakuan dengan mengolahnya menjadi pangan fermentasi yang dapat mengurangi resiko kerugian. Kubis yang sangat mudah membusuk menjadi pilihan pangan yang akan difermentasi, mengingat jumlahnya yang melimpah di desa Tombolo Pao. Fermentasi adalah cara yang dapat mencegah kerusakan pada kubis, dibantu oleh beberapa bakteri asam laktat. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk memberi jalan keluar bagi permasalahan mitra akibat surplus tanaman kubis. Penyuluhan yang diberikan antara lain adalah : 1) menentukan tata cara pembuatan asinan kubis; 2) mengetahui pengaruh penambahan garam pada fermentasi asinan kubis; 3) dan untuk mengetahui karakteristik asinan kubis yang dihasilkan dari beberapa perlakuan. Dari pelaksanaan kegiatan PKM dapat disimpulkan bahwa Kelebihan hasil panen kubis dapat termanfaatkan melalui pembuatan pangan fermentasi Sauerkraut