Post-Harvest Management of Robusta Baseh Coffee Against Plant Pests : Review

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Rika Novianti
Ruth Feti Rahayuniati
Agus Suroto

Abstract

Baseh Village, Kedungbanteng Subdistrict, Banyumas Regency, located on the slopes of Mount Slamet in Central Java, specializes in the production of coffee. With an elevation of approximately 700 meters above sea level, the majority of Baseh Village's residents cultivate robusta coffee. Robusta coffee (Coffea canephora) is known for its stronger and more bitter flavor, as well as its higher caffeine content. These coffee beans are processed and used to make coffee beverages. To ensure the production of high-quality coffee, proper post-harvest handling is essential. One of the challenges is dealing with plant pests (Pest organisms). Post-harvest pests that affect coffee beans include the coffee berry borer (CBB), scientifically known as Hypothenemus hampei, and microfungi like Fusarium sp., which causes bean rot. This overview provides insights into post-harvest coffee pests and their management efforts, which are expected to be beneficial for the Baseh Village community.


 


Keywords: Coffee, CBB, Hypothenemus hampei, microfungi.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Author Biographies

Ruth Feti Rahayuniati, Jenderal Soedirman University

Pest/Disease Lecturer, Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University.

Agus Suroto, Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University

Pest/Disease Lecturer, Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University.

How to Cite
Novianti, R., Rahayuniati, R. F., & Suroto, A. (2023). Post-Harvest Management of Robusta Baseh Coffee Against Plant Pests : Review. Jurnal Agritechno, 75–84. Retrieved from https://agritech.unhas.ac.id/ojs/index.php/at/article/view/1174

References

  1. Bayu, M. S. Y. I., Prayogo, Y., & Indiati, S. W. (2021). Beauveria bassiana: biopestisida ramah lingkungan dan efektif untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Buletin Palawija, 19(1), 41-63.
  2. Dafik, D., Nurrohim, M., Fatahillah, A., P, Moch. A. R., & Susanto, S. (2017). The air flow analysis of coffee plantation based on crops planting pattern of the triangular grid and shackle of wheel graphs by using a finite volume method. International Journal Of Advanced Engineering Research And Science, 4(11), 58–61.
  3. Erfan, M., Purnomo, H., & Haryadi, N. T. (2019). Siklus hidup penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) pada perbedaan pakan alami buah kopi dan pakan buatan. Berkala Ilmiah Pertanian, 2(2), 82-86.
  4. Erfandari, O., Hamdani., & Supriyatdi, D. (2019). Keragaman intensitas serangan hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei Ferrari) pada beberapa sentra produksi kopi Robusta Provinsi Lampung. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 19(3), 244-249.
  5. Farhaty, N. & Muchtaridi, M. (2016). Tinjauan kimia dan aspek farmakologi senyawa asam klorogenat pada biji kopi. Farmaka, 14(1), 214-227.
  6. Fintasari, J., Rasnovi, S., Yunita, Y., & Suwarno, S. 2018. Fase pertumbuhan dan karakter morfologi kumbang penggerek buah kopi, Hypothenemeus hampei Ferrari (Coleoptera: Curculionidae) pada umur buah berbeda. Jurnal Bioleuser, 2(2), 41-45.
  7. Girsang, W., Purba, R., & Rudiyantono, R. (2020). Intensitas serangan hama penggerek buah kopi (Hipothenemus hampei Ferr.) pada tingkat umur tanaman yang berbeda dan upaya pengendalian memanfaatkan atraktan. Journal TABARO Agriculture Science, 4(1), 27-34.
  8. Girsang, W., Rosalin, I., Nasution, Y., Muliyandra, R. P., Nainggolan, S., & Husin, A. (2022). Pelatihan dan sosialisasi pemasangan perangkap atraktan bagi petani untuk mengendalikan hama penggerek buah kopi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei, 2(1), 1-10.
  9. Hamdani, K.K. & Susanto, H. (2020). Pengendalian organisme pengganggu tanaman melalui solarisasi tanah: pengendalian organisme pengganggu tanaman melalui solarisasi tanah. AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian, 4(2), 146-154.
  10. Haryuni, H., Wiyono, W., & Handoyo, S. (2017). Pengaruh dosis Beauveria bassiana dan pestisida nabati (mimba) terhadap persentase serangan hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei). Jurnal Ilmiah Agrineca, 17(1).
  11. Indiati, S.W. & Marwoto, M. (2017). Penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) pada tanaman kedelai. Buletin Palawija, 15(2), 87-100.
  12. Latunra, A. I., Johannes, E., Mulihardianti, B., & Sumule, O. (2021). Analisis kandungan kafein kopi (Coffea arabica) pada tingkat kematangan berbeda menggunakan spektrofotometer uv-vis. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 12(1), 45-50.
  13. Lubis, S.S. & Ikbal, M. (2022). Karakterisasi mikrofungi patogen pada biji kopi robusta (Coffea canephora) asal lamno dengan metode blotter test. Kenanga Journal of Biological Sciences and Applied Biology, 2(1), 48-57.
  14. Mawardi, I., Hanif, H., Zaini, Z., & Abidin, Z. (2019). Penerapan teknologi tepat guna pascapanen dalam upaya peningkatan produktifitas petani kopi di Kabupaten Bener Meriah. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 205-213.
  15. Munawaroh, A. Z., Alfarisi, A. I., Diani, C. M., Desinta, R., & Nurazizah, S. (2021). Penyakit yang menyerang buah kopi (Coffea spp). Prosiding Seminar Nasional Biologi, 1(2), 1284-1291.
  16. Nadiawati, S., Adrinal, A., & Efendi, S. (2023). Perbandingan tingkat kerusakan buah kopi oleh hama penggerek (Hypothenemus hampei ferr.) pada perkebunan kopi arabika (Coffea arabica l.) dengan ketinggian berbeda. Media Pertanian, 8(1), 47-58.
  17. Nega, A. (2014). Isolation and identification of fungal pathogens associated with cold storage type of (Coffee arabica) seed, at Jimma agricultural research center, Western Ethiopia. J. Biol. Agric. Healthcare, 4, 20–26.
  18. Nuraini, I. V., Prakoso, B., & Suroto, A. (2022). Survei dan identifikasi hama gudang pada komoditas padi, jagung, dan Kedelai di Kecamatan Batuwarno, Wonogiri. Biofarm: Jurnal Ilmiah Pertanian, 18(2), 87-95.
  19. Permana, A. H., Asmara, R. A., & Tri, A. R. (2015). Sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada tanaman apel menggunakan metode certainty factor. Jurnal Informatika Polinema, 1(3), 7-7.
  20. Pristiana, D. Y., Susanti, S., & Nurwantoro, N. (2017). Aktivitas antioksidan dan kadar fenol berbagai ekstrak daun kopi (Coffea sp.): potensi aplikasi bahan alami untuk fortifikasi pangan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 6(2).
  21. Rahayu, M., Susanna, S., & Hasnah, H. (2021). Potensi cendawan entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin (Isolat Lokal) dalam mengendalikan hama ordo Coleoptera. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 6(2), 155-165.
  22. Rahmadani, W., Gabrienda, G., & Yanuarti, M. (2022). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha tani kopi robusta petik merah di kecamatan kabawetan kabupaten kepahiang. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Tanaman (JURRIT), 1(1), 01-10.
  23. Rasiska, S., Safira, S., Hidayat, Y., Yulia, E., & Ariyanti, M. 2022. Respon hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) (Coleoptera: Curculinoidae: Scolytidae) terhadap ekstrak buah kopi yang terinfestasi hama sebagai atraktan di perkebunan Kopi Rakyat Gunung Tilu. Agrikultura, 33(3), 321-330.
  24. Rejeki, D.S.S., & Darmawati, D. (2021). Program kemitraan masyarakat: Desa Baseh desa wisata yang sehat. E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 12(1), 74-80.
  25. Reta, Sumule, O., & Larekeng, H. (2021). Penerapan teknik panen dan pascapanen kopi arabika kalosi produk unggulan kabupatan enrekang. Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP), 6(2), 341-348.
  26. Rofi, A. (2018). Strategi peningkatan pendapatan petani kopi di Desa Boafeo Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende NTT. Majalah Geografi Indonesia, 32(1), 77-83.
  27. Romdhoningsih, D., Dewi, I. N., Mahpudoh, M., Nuralamsyah, F., Sanjaya, C. M., Sinaga, J. S., & Rahmah, F. (2022). Produksi Pengolahan Kopi Dadaman Secara Tradisional (Cita Rasa Kopi Robusta Dari Desa Citaman Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang). Jurnal Pengabdian Meambo, 1(2), 106-112.
  28. Rulinawaty, R., Andriyansah, A., Adamy, Z., Yunitasari, S. E., & Djajasasmita, A. S. N. G. (2023). Proses pengolahan kopi robusta porot Temanggung untuk mengatasi kendala cuaca. J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(8), 5957-5968.
  29. Sambodo, R. (2022). Analisis usahatani kapulaga Desa Tundagan Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Musamus Journal of Agribusiness, 4(2), 22-31.
  30. Setyaningrum, C. A. & Prasetyo, S. Y. J. (2018). Sistem peramalan serangan organisme pengganggu tanaman menggunakan metode double exponential smoothing berbasis google map. Indonesian Journal of Computing and Modeling, 1(1), 1-9.
  31. Setyawan, A D., Wiryanto., Suranto, N. Bermawie., & Sudarmono. (2014). Short communication: comparisons of isozyme diversity in local Java cardamom (Amomum compactum) and true cardamom (Elettaria cardamomum). Nusantara Bioscience, 6(2), 94-101.
  32. Sinaga, K. M., Bakti, D., & Pinem, M. I. (2015). Uji Ketinggian dan tipe perangkap untuk mengendalikan penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei Ferr.)(Coleoptera: Scolytidae) di Desa Pearung Kabupaten Humbang Hasundutan. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 3(3).
  33. Solikhin, S. & Wicaksono, P. A. (2022). Peningkatan kualitas kopi pinanggih melalui penerapan teknologi pascapanen green house. Jurnal Pasopati: Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi, 4(3).
  34. Syaputra, M. R. (2020). Strategi pengembangan kopi robusta di Kabupaten Merangin. Khazanah Intelektual, 4(3), 866-888.
  35. Wartono, W., Nirmalasari, C., & Suryadi, Y. (2017). Seleksi jamur patogen serangga Beauveria spp. serta uji patogenisitasnya pada serangga inang-walang (Leptocorisa acuta). Berita Biologi, 15(2), 175-184.
  36. Zarliani, W. O., Purnamasari, W. O. D., & Muzuna, M. (2020). Cara pengendalian organisme penggangu tanaman (OPT) tanaman sayuran di Kelurahan Ngkaring-Karing. Jurnal pengabdian pada masyarakat membangun negeri, 4(2), 188-195.