Evaluasi Model Pengeringan Lapisan Tipis Jagung (Zea Mays L) Varietas Bima 17 dan Varietas Sukmaraga
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Pengeringan bahan pangan adalah penanganan pascapanen yang sangat penting. Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air sama dengan kadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas air yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi. Perkembangan ini juga membuat penelitian mengenai karakteristik (fisik dan kimiawi) semakin dinamis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui model pengeringan lapisan tipis yang paling sesuai dengan karakteristik jagung Hibrida (Bima 17) dan jagung Komposit (Sukmaraga) selama proses pengeringan berlangsung. Metode yang digunakan adalah metode uji coba dan melakukan proses pencocokan (Fitting) dengan model Newton, model Hendarson, model Page, model Midilli et.al dan model Two Term. Biji jagung dikeringkan menggunakan alat pengering tipe rak dengan varietas suhu 40°C dan 50°C. Dari hasil penelitian pengeringan lapisan tipis menunjukkan bahwa model Midilli et.al dan model Two Term lebih sesuai dengan model pengeringan biji jagung Hibrida (Bima 17) dan biji jagung Komposit (Sukmaraga) baik pada suhu 40°C dan 50°C hal ini dapat ditunjukkan nilai R2 yang lebih besar atau mendekati 1 dibandingkan dengan model Newton, model Henderson dan model Page.