Karakteristik Penurunan Kadar Air dan Perubahan Volume Bengkoang (Pachyrizus erosus) Selama Pengeringan
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Pola penurunan kadar air pada pengeringan bengkoang (Pachyrhizus erosus) terjadi akibat perbedaan suhu serta bentuk bahan. Penelitian karakteristik penurunan kadar air dan perubahan volume selama pengeringan menggunakan bahan utama berupa bengkoang (Pachyrhizus erosus). Proses pengeringan bahan menggunakan alat pengering tipe batch dryer, bengkoang dikeringkan dengan menggunakan variasi suhu yaitu 400C, 500C, 600C serta bentuk yaitu bentuk bulat dan kotak. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu, maka akan semakin cepat laju pengeringan baik bahan dengan bentuk bulat ataupun kotak. Sampel dengan suhu 600C (baik bentuk bulat maupun kotak) membutuhkan waktu yang lebih singkat (waktu pengeringan 8 jam) untuk mencapai kadar air kesetimbangan dibandingkan dengan sampel yangmenggunakan suhu 400C ataupun 500C. Penelitian ini menggunakan 6 model pengeringan untuk mendeteksi perilaku MR. Enam model yang dimaksud adalah model Newton, model Henderson dan Pabis, model Page, model Modified Page, model hii et all dan model Two Term. Persamaan model Hii et al untuk 3 tingkatan suhu dan dua bentuk sampel yang berbeda menunjukkan nilai R2 yang lebih besar dibandingkan dengan 5 persamaan model lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa model Hii et al adalah model terbaik untuk merepresentasikan laju pengeringan dari bengkoang karena memiliki nilai kesesuaian yang besar terhadap karakteristik pengeringan pengeringan bengkoang.